Dinsdag 19 Maart 2013

Khotbah Ekspositori

                                                             Khotbah Ekspositori
Nats                : Mazmur 126:1-6
Thema            : Hidup Yang di Baharui oleh pengharapan kepada Tuhan
Dekho             : Bagaimana kehidupan yang di baharui dalam pengharapan kepada Tuhan itu ?
Pendahuluan
            Shalom….. Bapak Ibu,Sauadara/I Yang Terkasih Dalam Nama Tuhan Kita Yesus Kristus.
Ketika kita berbicara mengenai kitab Mazmur ini,maka perlu kita ketahui bahwa kitab Mazmur adalah Nyanian atau pujian yang di samapaikan Raja Daud kepada Allah.dalam Bahasa Ibarani Kata Mazmur di ambil dari kata “ Tehillim “ yang artinya “ Puji-pujian “. Dan kalau di artikan kedalam bahasa Latin Mazmur di ambil dari kata ”Psalmoi” atau dalam bahasa Yunani di sebut “ Psallo “ yang artinya “memetik” .mula-mula Mazmur ini di kumandangkan lewat permainan music yang lengkap dengan alat musiknya yang di lantunkan untuk memuji dan menyembah Allah.
Saudara/I yang terkasih dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus,ketika kita perhatika konteks ini dengan baik hal yang di sampaikan kepada kita adalah kita melihat kerendahan hati Raja Daud di hadapan Tuhan.hal ini terlihta dari bentuk bentuk tulisan yang yang ada dalam kitab Mazmur ini. Dalam pekerjaan Raja Daud nampaknya dia tidak pernah tidak melibatkan Tuhan dalam segala pekerjaan yang ia lakukan.inilah dasar yang kita angkat kenapa saya memilih nats ini untuk di sampaikan kepada kita semua,dimana Raja Daud dapat menjadi contoh bagi kita semua,amen bapak/ibu,saudara/i.
Saudara/I yang terkasih dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus,ada beberapa bagina penting yang harus kita ketahui dalam kitab ini yaitu yang pertama jika kita melihat keseluruhan kitab ini kita menemukan ada beberapa nyanian yang di sampaikan oleh Raja Daud,dan menurut para Penafsir dari nyanian inilah awala mula terbentukan nyanian kidung jemaat yang di pakai oleh gereja gereja yang sekarang ini.di sisi lain kita juga melihat ada keluhan keluhan yang di sampaikan baik keluhan umat maupun keluhan Raja Daud secara pribadi serat hikmat hikmat yang berasal dari Allah.
Saudara/I jika konteks ini di perhadapkan kepada kita pada zaman yang sekarang ini,maukah kita seperti Raja Daud yang  Rendah Hati di hadapan Allah? Atau kah sebaliknya kita tidak peduli akan semua kebenaran itu? Ya mungkin ini dapat di jawab dalam hati bapak/ibu saudara/I semua.
Saudara/I yang terkasih dalam nama Yesus Kristus jika kita sudah memahami maksud dari pada kitab ini yang menjadi pertanyaan bagi kita semua adalah bagaimana kita dapat memahaminya atau mengaplikasikannya dalam kehidupan kita maka yang Pertama adalah:
Garis Besar :
1.       Jika hidup kita di perbaharui oleh pengharapan kepada Tuhan maka Mazmur ini katakan keadaan kita seperti orang orang yang bermimpi ( ayat 1-2 )
Penj : kata kunci dalam ayat ini adalah seprti orang orang yang bermimpi artinya : damai sejatera ada bagi orang itu,kita dapat melihat mungkin ada kawan atau siapa gitu yang tidur,kalau kita perhatikan tidak ada kegelisahan bagi orang itu,sampe sampe di gigit nyamuk pun tidak terasa gitu kan? Nah seperti itulah orang yang selau bepengharapan di dalam Tuhan,meskipun ada goncangan hidup atau pergumulan yang begitu sulit untuk di lalui percayalah jika kita berharap kepada Tuhan kita akan di baharui dari apa yang kita harapkan itu sebab berharap kepada Tuhan pasti akan terkabulkan ada amen saudara/i.
2.      Mampu menuntaskan Perkara Yang Besar ( Ayat 3-5 )
Penj : meuntaskan perkara yang besar tidaklah mudah saudara/I,banyak orang membuat masalah bias tapi menyelesaikannya tidak bisa inilah bedanya kita dengan orang yang berpengharapan dengan yang tidak berpengharapan.dalam ayat ini di katakan “ Tuhan akan memulihkan kedadaan kita seperti batang kayu di tanah Negeb. Jika kita berbicara Tanah Negeb Bapak ibu ini adalah Tanah yang paling Gersang,tandus sehingga tak ada satu pun tumbuhan yang hidup di tanah ini,namun oleh Tuhan,kegersangan Tanah ini di pulihkan dengan suber air di jalankan lewat kayu dan pohon pohion yang tumbuh sehingga tanah ini tidaa gersang lagi.demikianalh jika kita berharap kepada Tuhan segerang,sepahit apa pun hidup yang kita alami percayalah bahwa kegersagan, kepahitan yang kita alami Tuhan ubahkan menjadi satu kebaikan jika kita selalu berharap kepadanya.
3.      Menuai Hasil Dengan Sorak Sorai ( ayat 6 )
Penj : jika kita pernah bertani atau jika kita melihat petani,kita melihat bahwa ketika di menanam ada waktu beberapa bulan untuk penen,dan dengan panen lah petani menentukan apakah ada untung atau rugi.jika untung maka petani itu akan tertawa dan bahagia,tetapi jika petani itu rugi maka ada kesedihan kepadanya.bapak/ibu saudara/I penuaian kita yang berharap kepada Tuhan tidak sama seperti seorang petani yang menanam.jika petani menunggu hasil panennya baru ia akan menentukan untung rugi hasil panennya kita orang yang berpengharapan akan mendapakan hasil di mana kita berharap kepada Tuhan.jika hari ini kita butuhkan mungkin uang 500 untuk keperluan kuliah maka hari ini juga kita akan ada jalan untuk menemukannya jika kita berharap kepada Tuhan mungkin yang menjadi masalah kenapa kita seringkali merasa harapan kita itu tidak ada hasilnya saudara/I jangan takut itu pasti akan di berikan oleh Tuhan kita,yang perlu kita tau bahwa Tuhan juga mengerti apa yang benar benar kita butuhkan,bukan apa yang kita inginkan.untuk itu jika mungkin ada harapan kita tidak terwuwjud percayalah saudara mungkin belum waktu untuk anda membutuhkannya,jika harapan kita terhadap apa yang kita butuhkan maka pasti itu akan kita tuai dengan sorak sorai. Amen saudara/i.
 Penutup.
            Saudara/I biarlah memalui Firman ini kita selalu hidup oleh pengharapan kita kepada Tuhan kita,sehingga goncangan atau masalah apaun yang kita hadapi dalam kehidupan ini kita tidak akan goyah atau jatuh oleh goncangan atau masalah itu,tetapi biarlah dengan pengharapan kita,kita di baharui untuk tetap tegar dan semangat untuk beraktifitas dalam Dunia ini,sehingga kita hidup sesuai dengan kehendak Tuhan bukan kehendak Dunia ini.amen.

Geen opmerkings nie:

Plaas 'n opmerking